Aceh Barat | Sudutpenanews.com – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menegaskan komitmennya menjadikan Kecamatan Meureubo sebagai pusat pengembangan pendidikan daerah pada 2026 mendatang.
Bupati Aceh Barat, Tarmizi, SP, MM, menyebutkan bahwa langkah tersebut menjadi alasan utama mengapa Aceh Barat belum mendapatkan alokasi pembangunan Sekolah Rakyat (SR) pada tahap pertama tahun 2025 yang digelar pemerintah pusat.
Menurutnya, meskipun Aceh Barat sudah memiliki lahan potensial, namun pemerintah daerah memilih menunda pengajuan karena ingin memusatkan pembangunan di kawasan Meureubo yang dinilai paling strategis untuk mengembangkan konsep pendidikan terpadu.
“Aceh Barat tidak siap lahan untuk 2025 karena kita ingin pusatkan pendidikan di Meureubo. Jadi harus diupayakan lahan di Meureubo,” ujar Bupati Tarmizi, Sabtu (25/10/2025) di Meulaboh.
Tarmizi menegaskan bahwa Meureubo sudah berkembang menjadi kawasan pendidikan dengan keberadaan empat perguruan tinggi dan lembaga pendidikan sosial seperti Sekolah Darul Aitami yang menampung anak-anak yatim. Dengan potensi tersebut, pemerintah daerah menargetkan pembangunan Sekolah Rakyat di Meureubo akan menjadi simbol keadilan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
“Saya ingin Meureubo jadi pusat pendidikan. Di sana sudah ada empat kampus dan ada sekolah Darul Aitami untuk anak-anak yatim. Kita harapkan nantinya Sekolah Rakyat hadir di sana untuk memberi kesempatan belajar bagi anak-anak fakir miskin,” tutur Bupati.
Lebih lanjut, Tarmizi menjelaskan bahwa Pemkab Aceh Barat sebenarnya telah memiliki lahan di kawasan tersebut. Namun, proses administrasi membutuhkan waktu karena status tanah yang harus dihibahkan terlebih dahulu dari Pemerintah Provinsi Aceh.
“Lahan sudah ada, hanya saja untuk urus administrasinya memakan waktu karena kita harus melobi pemerintah provinsi agar menghibahkan tanah perumahan nelayan yang berada dekat sekolah Darul Aitami,” ungkapnya.
Bupati menambahkan, jika sebelumnya pemerintah memilih lokasi lain selain Meureubo, maka proses persiapan lahan sudah selesai sejak lama. Namun, pemusatan di Meureubo dianggap lebih visioner karena sejalan dengan rencana jangka panjang menjadikan wilayah tersebut sebagai poros pendidikan kabupaten.
“Kalau seandainya bukan rencana di Meureubo, sudah lama siap lahannya. Tapi karena kita ingin benar-benar menjadikan Meureubo pusat pendidikan, tentu harus dirancang dengan matang,” katanya.
Meski tidak masuk dalam tahap pertama pembangunan Sekolah Rakyat tahun 2025, Tarmizi memastikan Aceh Barat akan menjadi prioritas pada tahun 2026 mendatang. Ia menyebut pemerintah pusat menargetkan pembangunan Sekolah Rakyat secara bertahap di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
“Sekarang alhamdulillah semua persyaratan sudah lengkap, Insya Allah kita akan dapat pada tahun depan. Tahap pertama 100 kabupaten/kota, tahap kedua 100 lagi, sampai merata ke seluruh Indonesia,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Menteri terkait juga telah memberikan perhatian khusus kepada Aceh Barat, dan kemungkinan besar pembangunan di Meureubo akan dimulai pada awal tahun depan.
“Menteri sendiri sudah menyampaikan ke media dan beliau atensi Aceh Barat. Tahun ini Aceh dapat sekitar enam kabupaten/kota, dan pembangunan dimulai November. Sedangkan untuk tahun depan dimulai awal tahun. Jadi selisihnya hanya beberapa bulan saja,” ucapnya.
Tarmizi menilai, waktu persiapan yang lebih panjang justru menguntungkan daerah karena memungkinkan pemerintah mempersiapkan infrastruktur, tenaga pendidik, dan calon peserta didik dengan lebih matang.
“Kita justru diuntungkan, karena punya waktu untuk persiapan murid-murid dan sistemnya. Jadi tidak terburu-buru, lebih matang perencanaannya,” tegas Bupati.
Bupati Aceh Barat menegaskan kembali bahwa visi besar pemerintah daerah adalah menjadikan Meureubo sebagai kawasan pendidikan unggulan yang terintegrasi antara pendidikan formal, sosial, dan vokasional. Dengan hadirnya Sekolah Rakyat di Meureubo, ia berharap generasi muda Aceh Barat, khususnya anak-anak dari keluarga kurang mampu, dapat memperoleh akses pendidikan yang lebih adil dan merata.
“Kita ingin memastikan bahwa tidak ada anak-anak Aceh Barat yang tertinggal karena faktor ekonomi. Sekolah Rakyat ini adalah bagian dari upaya kita menghadirkan keadilan pendidikan untuk semua,” pungkasnya.








