Aceh Barat | Sudutpenanews.com – Kawanan gajah liar kembali memasuki kawasan perkebunan warga di Kabupaten Aceh Barat, tepatnya di wilayah Gampong Pulo Tengoh, Kecamatan Pante Ceureumen. Peristiwa ini memicu interaksi antara gajah dan masyarakat sejak beberapa hari terakhir.
Plt. Kalaksa BPBD Aceh Barat, T. Ronal Nehdiansyah, menjelaskan bahwa laporan terkait konflik satwa tersebut pertama kali diterima Pusdalops BPBD Aceh Barat pada 26 September 2025. Laporan datang dari masyarakat serta Camat Pante Ceureumen, yang menyebutkan adanya pergerakan kawanan gajah di kawasan Simpang Lhe, Seumantok, hingga Babah Krueng Meulaboh.
“Menindaklanjuti laporan tersebut, pada 27 September kami menugaskan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BPBD Aceh Barat untuk turun ke lokasi dan melakukan upaya penanganan,” ujar Ronal dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/9/2025) malam.
Menurutnya, sebanyak lima personel WRU diturunkan serta satu anggota pendukung lainnya. Tim langsung melakukan penghalauan guna mencegah gajah memasuki lebih jauh ke areal perkebunan warga.
Berdasarkan hasil pemantauan, kawanan yang terlibat interaksi berjumlah 13 ekor gajah. Salah satu di antaranya telah dipasang GPS Collar dengan identitas Raifa Meulaboh, yang selama ini menjadi penanda pergerakan kelompok tersebut.
“Saat ini, kawanan itu terbagi dalam dua kelompok. Satu kelompok berhasil dihalau menjauh dari perkebunan warga Seumantok, sementara kelompok lainnya masih berada di kawasan interaksi,” terang Ronal.
BPBD Aceh Barat bersama tim WRU hingga kini masih berupaya melakukan penghalauan secara bertahap agar konflik tidak meluas dan tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi masyarakat.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait dan mengimbau masyarakat agar tetap waspada, serta segera melaporkan jika melihat pergerakan gajah mendekati permukiman atau kebun,” tambah Ronal.
Seperti diketahui, konflik satwa gajah dan manusia di Aceh Barat belakangan semakin sering terjadi, seiring dengan berkurangnya habitat alami gajah di kawasan hutan.







