Aceh Barat | Sudutpenanews.com – Pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) tidak hanya menimbulkan kegelapan di rumah tangga, tetapi juga memengaruhi hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat. Dari kebutuhan dasar hingga layanan publik vital ikut terdampak akibat terhentinya pasokan listrik.
Di sektor rumah tangga, masyarakat mengalami kesulitan mulai dari tidak dapat menyalakan lampu, mengisi daya ponsel, hingga rusaknya persediaan makanan di lemari pendingin. “Hari ini sudah dua hari kami rasakan pemadaman tanpa pemberitahuan yang jelas dari pihak PLN. Kalau padam terlalu lama, makanan cepat basi, apalagi di cuaca panas seperti sekarang,” keluh Nur Aisyah, warga Meulaboh, Selasa (1/10).
Dampak serius juga dirasakan di fasilitas kesehatan. Rumah sakit dan klinik terpaksa mengandalkan genset untuk menjaga alat medis tetap berfungsi, termasuk ruang ICU dan penyimpanan vaksin. “Listrik padam adalah ancaman bagi keselamatan pasien. Genset menjadi penopang utama,” kata salah satu tenaga medis di Aceh Barat.
Gangguan juga meluas ke sektor telekomunikasi. Sejumlah base transceiver station (BTS) berhenti beroperasi sehingga jaringan seluler melemah. Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan berkomunikasi, bahkan akses internet lumpuh di beberapa wilayah.
Selain itu, pemadaman listrik memukul perekonomian kecil. Pelaku UMKM, khususnya yang bergantung pada mesin pendingin, harus menanggung kerugian karena stok dagangan cepat rusak. Industri besar dan manufaktur pun mengalami penurunan produktivitas akibat proses produksi terhenti.
Sektor transportasi tidak luput dari imbas pemadaman. Lampu lalu lintas padam dan menimbulkan kemacetan, sementara beberapa layanan publik harus tertunda. Pasokan air bersih pun terhambat karena pompa tidak berfungsi.
Hingga kini PLN belum memberikan penjelasan rinci terkait langkah mitigasi untuk mengurangi dampak pemadaman. Masyarakat berharap perusahaan pelat merah tersebut mampu segera menstabilkan pasokan listrik agar aktivitas kembali normal.
