Aceh Barat | Sudutpenanews.com : Persoalan lemahnya jaringan telekomunikasi di Desa Sakuy, Kecamatan Sungai Mas, kembali menjadi sorotan. Keuchik Desa Sakuy mengeluhkan kondisi tersebut kepada mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Teuku Umar (UTU) yang tengah melaksanakan program pengabdian di desa itu.
Keuchik Desa Sakuy Yuslaini menyampaikan bahwa buruknya sinyal seluler sudah lama menjadi masalah utama yang menghambat aktivitas warga. Untuk sekadar mengirim pesan atau melakukan panggilan telepon, warga harus berjalan jauh dan menaiki perbukitan demi mendapatkan sinyal.
“Warga harus naik ke gunung atau mencari titik tertentu yang bisa menangkap sinyal. Ini sangat menyulitkan, apalagi untuk urusan pendidikan anak-anak, komunikasi keluarga, dan juga pelayanan publik,” ujar Keuchik Desa Sakuy Yuslaini dalam pertemuan bersama mahasiswa KKN UTU. Senin (4/8/2025).
Kondisi tersebut turut dirasakan langsung oleh para mahasiswa KKN yang selama beberapa pekan terakhir tinggal di desa tersebut. Lemahnya jaringan membuat proses komunikasi dan pelaporan program mereka ke kampus pun terganggu.
Perwakilan mahasiswa KKN UTU Al Ismul Azzam dalam pernyataan tertulisnya menyatakan siap menjadi jembatan aspirasi warga kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Mereka menilai persoalan ini bukan sekadar kendala teknis, tetapi bentuk nyata ketimpangan akses informasi yang seharusnya menjadi prioritas untuk segera diselesaikan.
“Kami akan menyampaikan keluhan ini kepada pihak kampus dan juga pemerintah daerah. Masalah ini tidak bisa lagi dibiarkan berlarut-larut,” ujar Al Ismul Azzam.
Ironisnya, masalah dasar seperti akses jaringan telekomunikasi yang layak masih terus dirasakan masyarakat di tengah usia Republik Indonesia yang telah mencapai 80 tahun kemerdekaan. Di era digital yang seharusnya menjangkau seluruh pelosok negeri, kenyataan bahwa warga masih harus naik ke gunung untuk sekadar mendapatkan sinyal menjadi potret keterbelakangan yang memprihatinkan.
Warga mengaku telah berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak terkait, namun hingga kini belum ada solusi konkret yang diberikan. Mereka menilai pemerintah dan penyedia layanan telekomunikasi terkesan tidak responsif dan tidak serius dalam menangani masalah tersebut.
Masyarakat Desa Sakuy berharap, melalui suara yang disampaikan oleh mahasiswa KKN ini, pemerintah daerah dan instansi terkait dapat segera mengambil langkah nyata. Akses terhadap jaringan komunikasi yang memadai merupakan hak dasar masyarakat dan menjadi penunjang utama dalam pendidikan, ekonomi, dan pelayanan publik bukan lagi sekadar janji pembangunan di atas kertas.








