Aceh | Sudutpenanews.com : Sejak Mualem menjadi Gubernur Aceh, setiap kritik, saran, dan tudingan dari rakyat bukan sekadar kata-kata, melainkan wujud kepedulian tulus. Rakyat menegur agar kebijakan tetap tepat, pembangunan berjalan adil, dan sumber daya Aceh dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama.
Penertiban tambang ilegal menjadi contoh nyata bagaimana perhatian rakyat ikut mengawal setiap langkah pemimpin. Kritik yang tajam adalah bentuk kepedulian yang ingin memastikan keadilan dan keberlanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
Namun, Mualem perlu jangan terlena dengan pembisik yang manis. Pujian tanpa kritik bisa menutupi kesalahan dan menyesatkan penilaian. Pemimpin bijak harus membedakan antara dukungan tulus dan kemanisan yang menipu, agar setiap keputusan tetap berpihak pada kebaikan rakyat.
Hubungan rakyat dan Mualem adalah bentuk kasih sayang yang aktif dan bertanggung jawab. Dengan mendengar, menyesuaikan, dan memperhatikan masukan rakyat, Mualem dapat menuntaskan misi kepemimpinan, menegakkan keadilan, dan membawa Aceh menuju kesejahteraan yang berkelanjutan dan Allah Pandang.
Penulis: Rafly Kande Seniman Asal Aceh.