Sudutpenanews.com, Meulaboh : Ketua Forum Pemuda Meureubo Raya (FPMR), menyoroti persoalan batu bara yang berserakan di sepanjang jalan nasional Meulaboh–Tapaktuan, khususnya di kawasan Gampong Pasi Pinang, Ujong Drien, dan Meureubo, Aceh Barat. FPMR menyebut fenomena ini bukanlah kejadian insidental, melainkan mencerminkan masalah sistemik dalam pengelolaan tambang dan transportasi batu bara di wilayah tersebut.
Menurut Abu Samah, kondisi tersebut mencerminkan lemahnya regulasi pertambangan, buruknya infrastruktur transportasi, serta adanya pengabaian terhadap dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.
“Ini bukan sekadar soal batu bara jatuh di jalan. Ini adalah gejala dari rantai masalah besar yang harus segera ditangani secara menyeluruh dan sistematis,” tegas Abu Samah, melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (2/7/2025).
Ia menambahkan bahwa solusi berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui penegakan hukum yang konsisten serta perbaikan infrastruktur transportasi yang layak. Ia juga mendesak pemerintah daerah untuk bersikap tegas dalam menyikapi permasalahan ini.
“Jika pemerintah daerah tidak mampu mengeluarkan kebijakan yang menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat, maka aktivitas hauling ini sebaiknya dihentikan sementara, hingga ada produk hukum yang jelas dan berpihak kepada kepentingan publik,” ujarnya.
Abu Samah mewakili suara Forum Pemuda Meureubo Raya (FPMR) juga mengingatkan bahwa aktivitas pengangkutan batu bara yang tidak memperhatikan standar keselamatan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas, pencemaran lingkungan, serta kerusakan jalan nasional yang vital bagi mobilitas warga.







