Aceh | Sudutpenanews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan dua kali aktivitas gempa bumi yang mengguncang wilayah Aceh pada Rabu (27/8/2025) dini hari.
Gempa pertama terjadi pada pukul 00.13 WIB dengan kekuatan magnitudo 2,2. Episentrum gempa berada di darat pada koordinat 4,18 Lintang Utara dan 96,60 Bujur Timur, tepatnya 32 kilometer tenggara Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Gempa berpusat di kedalaman 92 kilometer.
Sementara itu, gempa kedua terjadi pada pukul 04.09 WIB dengan magnitudo lebih besar, yakni 3,7. BMKG mencatat lokasi pusat gempa berada di laut pada koordinat 2,33 Lintang Utara dan 94,36 Bujur Timur, sekitar 223 kilometer barat daya Sinabang, Aceh, dengan kedalaman sangat dangkal, yakni 5 kilometer.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Aceh Selatan Kepala Stasiun Geofisika Aceh Selatan, Sugeng Prayitno melalui keterangan tertulis Rabu (27/8/2025) menyampaikan bahwa kedua gempa tersebut tidak menimbulkan ancaman tsunami. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan maupun korban jiwa dari wilayah terdampak.
“Kita mengingatkan masyarakat agar tetap tenang serta tidak mudah mempercayai isu atau informasi yang tidak jelas sumbernya, terutama yang beredar melalui media sosial. Informasi resmi terkait gempa bumi dan potensi tsunami hanya dikeluarkan BMKG,” tegasnya dalam keterangan.
Wilayah Aceh memang dikenal sebagai salah satu kawasan rawan gempa di Indonesia. Hal ini karena Aceh berada di zona tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang aktif bergerak. Di sisi barat Aceh, terbentang zona subduksi Samudera Hindia yang kerap menjadi sumber gempa.
BMKG mencatat, gempa bumi dengan magnitudo kecil hingga sedang kerap terjadi di Aceh dan sekitarnya. Meski umumnya tidak berbahaya, masyarakat tetap diminta meningkatkan kewaspadaan mengingat Aceh memiliki sejarah gempa besar yang pernah memicu tsunami pada 2004 silam.
“kita mengimbau masyarakat agar memahami langkah-langkah mitigasi gempa, seperti mengenali jalur evakuasi, memastikan bangunan rumah memiliki struktur tahan gempa, serta menyiapkan tas darurat berisi kebutuhan penting. Edukasi ini penting agar masyarakat lebih siap menghadapi potensi gempa di masa mendatang.”Demikian tutup Sugeng Prayitno.








