Aceh Barat | Sudutpenanews.com — Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus berupaya menjaga konektivitas antarwilayah di daerah pedalaman dengan membuka jalan lingkar Woyla Raya. Pembukaan jalan baru sepanjang 2,6 kilometer tersebut kini mulai dikerjakan dan nantinya akan menjadi jalur alternatif menuju Desa Pasi Ara, Kecamatan Woyla Timur.
Langkah ini diambil menyusul kondisi jalur lama yang semakin terancam akibat longsoran tebing Sungai Krueng Woyla. Erosi di sepanjang aliran sungai itu telah mempersempit dan bahkan menggerus sebagian badan jalan, sehingga akses masyarakat di kawasan tersebut sering terganggu, terutama saat musim hujan.
Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Kurdi, menjelaskan bahwa trase jalan baru ini merupakan bagian dari ruas Kubu Capang–Paya Baro WT Kecamatan Woyla Timur. Jalur tersebut dirancang dengan elevasi atau tingkat ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan trase lama. Tujuannya, untuk menghindari potensi kerusakan akibat erosi dan banjir sungai yang setiap tahun semakin meluas.
“Kita buat yang mantap terutama trase ketinggian dan kemantapan jalannya, mengingat jalur sekarang rawan terhadap erosi, meski beberapa kali sudah kita tangani. Risiko penggunaan trase bawah atau trase lama sangat tinggi karena sering terjadi longsoran tebing gunung yang menutupi badan jalan,” ujar Kurdi, Senin (20/10/2025).
Menurutnya, jalur lama tidak hanya rawan longsor dari arah sungai, tetapi juga terancam dari lereng gunung di bagian atas jalan. Sumber air yang mengalir dari puncak gunung menjadi faktor utama penyebab tanah longsor setiap kali curah hujan meningkat.
“Jalan lama sudah beberapa kali mengalami kerusakan parah akibat longsoran dari tebing dan erosi sungai. Jika tidak dilakukan penguatan tebing menggunakan batu gajah, maka badan jalan tersebut akan terus tergerus hingga akhirnya putus total,” tambahnya.
Kurdi mengatakan, pembukaan jalan baru ini merupakan solusi darurat yang memiliki risiko kerusakan lebih rendah dibanding mempertahankan trase lama. Namun, pemerintah daerah tetap berharap ada dukungan dari pemerintah pusat untuk memperkuat struktur tebing sungai agar jalur lama tidak sepenuhnya hilang.
“Kita berharap Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) segera merespons permohonan Pemkab Aceh Barat terkait pembangunan tanggul pengaman di sepanjang Krueng Woyla. Jika tanggul itu bisa dibangun, maka jalan lama masih bisa diselamatkan dan difungsikan kembali,” jelas Kurdi.
Ia menambahkan, Bupati Aceh Barat juga telah menyampaikan langsung usulan penguatan tebing sungai Krueng Woyla kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dody Hanggodo, dengan total anggaran yang diajukan sebesar Rp35.902.418.000.
“Bupati sudah bertemu langsung dengan Menteri PU dan mengajukan usulan anggaran sebesar 35,9 miliar rupiah untuk pembangunan tanggul pengaman tebing Krueng Woyla,” ungkapnya.
Selain berfungsi sebagai jalur alternatif, proyek ini juga dirancang menjadi bagian dari ringroad Woyla Raya yang akan terkoneksi dengan jalan provinsi Tutut–Gempang serta jalan nasional lintas Meulaboh–Banda Aceh. Dengan adanya jalur lingkar tersebut, diharapkan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi di wilayah Woyla Timur, Woyla Induk, dan Woyla Barat dapat berjalan lebih lancar tanpa terganggu ancaman longsor maupun banjir.
Pemerintah daerah optimistis, pembukaan jalan lingkar ini akan menjadi langkah strategis untuk memperkuat infrastruktur dasar di kawasan pedalaman Aceh Barat serta mengurangi ketergantungan pada jalur lama yang saat ini dalam kondisi kritis akibat erosi sungai dan longsoran tebing.